Sabtu, 21 Maret 2020

Jasa video grafis tangerang

[Wa&Call] — [0813.9590.9590] Jasa video grafis tangerang | JEPRET PRODUCTION


kau memandang luas hal dan berdiskusi , “ada apa?” Jasa video grafis tangerang. namun saya membayangkan hal-hal yang tak pernah ada dan saya berkata, “ada apa Tak?”. Akan kemana langkah kita setelah ini ?
Terimalah bahwa suatu yang hebat tidak datang dengan gampang maupun kencang. Diawalinya sebuah pengalaman untuk menemukan kehidupan hakekatnya diawali dari sini. banyak orang yang sudah sekolah dan sudah meraih pendidikan setinggi – tingginya. malah hampir setengah hidupnya di habiskan di daerah duduk sekolah. mereka tidak pernah puas dan terus sekolah. melainkan seandainya kemudian dia mencoba kembali kepada pertanyan dasar,untuk apa? untuk apa seluruh itu? kita akan berlefleksi seputar apa yg sudah kita lakukan. tentu saja akan banyak jawaban untuk pertanyan hal yang demikian. kita tidak akan mempersulit pertanyan yang dan menambah jawaban, kita juga tidak akan berpolemik dengan debat kusir karena tidak akan mencari benar salah dalam hal ini JASA VIDEO SHOOTING. kita hanya mencoba memperhatikan kembali seputar apa yang pernah kita lakukan dikala masa-masa sekolah yg penuh dengan pandangan baru ide dan gagasan perihal kehidupan JASA VIDEO .

Jasa video grafis tangerang

Semasa SMA, saya sungguh-sungguh menyukai kegiatan ekstra kulikuler, kegiatan ilmih remaja. Aku beberapa kali mencoba mencontoh laga karya ilmiah salah satunya merupakan pengaruh keluarga berencana bagi kehidupan masa datang untuk itu saya mendapat penghargaan sepuluh besar tingkat sma yogyakarta. dalam aktivitas itu saya merasa menjadi seorang peneliti. saya menyukainya dan saya ingin menjadi seorang cendikiawan dari sana saya mulai belajar menulis yang sistematis dan terpola .

Beranjak ke kelas dua saya menganal main musik. dengan beberapa teman kami kemudian mendirikan grup band sma saya sebagai lead guitar beberapa festifal kami ikuti melainkan tidak menang. saya mulai suka bermain musik dan ingin menjadi pemusik terkenal. ada perasaan bangga tatkala saya berada di atas panggung dan itu yang membuat kami ketagihan. hampir tiap hari latihan entah itu di rumah saya atau di ruma teman saya ataupun di sanggar. bahkan waktu itu kami berikrar untuk tetap eksis di musik sampai kapan saja mungkin dikala itu tiada hari tampa main musik.
https://youtu.be/lViX6lHIW-w

[Wa&Call] — [0813.9590.9590] Jasa video grafis tangerang | JEPRET PRODUCTION


Selepas SMA, saya masuk sekolah pariwisata teman teman saya di musik juga sibuk dengan urusan sekolah masing masing lambat laun kami mulai menjadi tidak jarang mengetahui objek objek tamasya seperti prambanan dan parangtritis saya mulai belajar untuk menjelaskanya kepada orang asing dengan bahas inggris mulai ketika itu sayaa saya menyukai menjadi guide seorang pemandu wisata saya kemudian serimg praktek di prambanan dari sana saya mulai mengetahui seputar penghasilan.
Sejak dikala itu saya berkeinginan untuk mencari uang dengan memaksimalkan kemampuan saya di bidang pariwisata saya berencana pergi kebali atau mendirikan trevel dan menjadi tour guide Jasa video grafis tangerang.
Dari pengalaman di atas menonjol bahwa masa sekolah yakni msa yang penuh dengan pandangan baru dan gagasan hidup kita di dasari atas teori dan daya pikir banyak dari kita yang merencanakan sesuatu waktu di sekolah pantas dengan apa yang sedang di pelajari banyak yang menjadi idealis di sini langkah langkah yang akan di tempuh benar benar text book seusai teori yang pernah dia baca.

Bila menjadi dilema di sini sebetulnya ialah, Benarkah sekolah kita itu akan menjamin perihal apa yang akan kita kerjakan nanti? Atau sesudah sekola pasti akan tau akan ke mana bukankah banyak sekali pengangguran yg tamatan sekolah tinggi malah yang mempunyai gelar lebih dari satu?
Makna sekolah, fungsi sekolah dan tujuan sebuah pendidikan tampakny sudah bergeser jauah di lingkungan kita beberapa teman saya melanjutkan sekolahnya hanya untuk mencari grlar mencari titel. Ya, melanjutkan sekolah hanya untuk menambah gelar. alasanya? gengsi, menurut beberapa orang gelar merupakan ilustrasi dirinya. dirinya diidentikan dengan gelar kian banyak gelarnya kian tambah percaya di rinya.
Pengajaran, setinggi apa saja, sebetulnya merupakan lahan untuk mempersiapkan diri seseorang agar siap untuk melayani lainya masyarakatnya negaranya bahkan dunia lihat tiap akhir masa pendidikan ada acara ‘wisuda’. Kini acara wisuda ialah sekedar pertanda bahwa dia sudah selesai dalam masa pendidikanya juga sebuah acara untuk menyematkan gelar jikalau kita perhatika asal kata wisuda ini yang benar berakar dari bahasa sanskrit merupakan visuda. visuda berati pembersihan sudah bersih sudah di bersihkan pada masa masa pendidikanya apa yang di bersihkan ?yakni nafsu dan kemauan yang muncul oleh egonya sehingga sesudah lulus dia bisa berbakti tanpa rasa keserakahan dan rasa berkeinginan menang sendiri.

[Wa&Call] — [0813.9590.9590] Jasa video grafis tangerang | JEPRET PRODUCTION


Memang, tingkat pendidikan merupakan sebuah lahan untuk mengembangkan pola pikir yang kian maju dan terbuka semestinya kian tinggi nilai pendidikan yang di tempuh seorang akan kian maju dan terbuka pola pikiranya bukan malah sempit dan tidak ingin mendengarkan orang lain Jasa video grafis tangerang.

Beberapa terjebak di sini. Terjebak oleh permainan ego dalam dirinya yg mengatakan bahwa kitalah orang yang paling pandai dan paling tahu strategi karena pendidikan kita orang yg seperti ini meski sedang mencapai pendidikan kita.orang yg seperti ini walaupun sedang mencapai pendidikan setinggi apa saja sesungguhnya dia jalan di daerah dia tidak sedang belajar. dia hanya mengejar status dan pemuasan untuk ‘dianggap ada’.

Suatu kali dalam penerbangan dalam negeri dari jakarta menuju ke yogyakarta seorang pramugari sedang mendekati penumpang yang masih menggunakan handphone di dalam pesawat. dalam hukum penerbangan memang pemakaian handphone di pesawat itu di larang karena bisa mengakibatkan tergangunya metode navigasi. dalam buku manual telpon jago juga tertulis seputar hal hal yang demikian. pramugari iti dgn lembut berkata kepada penumpang hal yang demikian “maaf bapak handphone nya bisa di matikan?”
Tapi dengan nada membentuk penumpang itu berkata lantang , “saya sudah tau!”.
Pramugari itu membalas, “Terima kasih bapak”.
Penumpang hal yang demikian kembali berkata “kamu itu buah hati saya, tahu apa?”
Trus jelas saya terkejut mendengarnya. Sebenarnya apa hubunganya bentakan bapak itu dengan persoalan handphone nya.”
“Mana supervisor kamu?”
“Supervisor kami ada di depan”, jawab pramugari hal yang demikian .
“Panggil dia! kamu itu tidak sopan kepada orang tua”.

Pramugari itu segera menuju ke depan untuk memanggil supervisor atau fight service manager. kemudian bersama pramugari hal yang demikian, flight service manager mendatangi bapak hal yang demikian sesudah sampai bapak hal yang demikian kembali berkata ”pramugari tadi tidak sopan! kalian tau tidak siapa saya ?”.

“Maaf pak kalau memang ada kesalahan yg di lakukan oleh teman kami,” kata flight service manager “nanti akan saya sampaikan untuk usulan dia”.

“Ya kasih tau dia ini kartu nama saya hardik bapak hal yang demikian memberikan kartu namanya.

sampai di belakang pesawat mereka bersama sama memandang kartu nama itu. ya yang maha kuasa nama bapak hal yang demikian mencakup gelar yg banyak sekali mungkin mereka tidak mengetahui namanya tapi gelar yg berderet di kartu namanya itu yg sempat membuat orang bertanya apa benar?lalu sekiranya memang pendidikanya banyak kali seperti ini kenapa masih melanggar aturan juga? gunakan berang lagi!

ini adalah sebuah kisah riil yang dikisahkan oleh teman saya, seorang Pramugari

Kadang orang yg merasa terampil dan tahu tidak berharap untuk di peringatkan. dia akan mencari pembetulan dari apa yang dilakukanya .egonya akan tersentuh jika dia di peringatkan seolah dia dianggap bodoh dan tidak tahu. memang pendidikan yg ditempuh seorang tidak menjamin untuk bisa menghasilkan seorang itu benar benar manusia yg berbudi pekerti luhur .malahan kadang akan membelenggu dirinya dan dia akan merasa jago. jika memang salah dan lupa apa sulit nya meminta maaf dan menerima kejadian itu sebagai sebuah pelajaran rupanya kelapangan hati untuk menerima suatu kejadian dan meminta maaf malah membutuhkan sebuah pengorbanan dari sang ego bukan membutuhkan tingkat pendidikan tinggi.

Pemaknaan sebuah sekolah atau tingkat pendidikan semestinya lebih disadari oleh seluruh manusia. Kalau kemudian kesadaran untuk belajar, bukan hanya untuk sekolah dan duduk di daerah duduk universitas, melainkan kesadaran untuk belajar lebih ditingkatkan karenanya sebuah pendidikan tidak hanya terjadi dibangku formal. Kalau kemudian seseorang mempertimbangkan sesudah sekolah akan berprofesi, ya berprofesi itulah belajar. Atau sesudah sekolah akan sekolah lagi itu juga belajar. Kemudian ada yang ingin berprofesi tapi belum diterima di mana mana, ya pengorbanan untuk menerima profesi itulah belajar. Sesudah sekolah ke mana ? Ya belajar!

[Wa&Call] — [0813.9590.9590] Jasa video grafis tangerang | JEPRET PRODUCTION


Segala momen sesudah sekolah itu intinya sama, tidak boleh putus cita-cita dan tidak boleh berpangku tangan. Tak ada usaha yang sia sia. Setiap-tiap-tiap aksi akan ada tanggapan, demikian tata tertibnya. Jikalau jelas, kita tidak hidup di dunia ide dan kemauan. Ada kemauan dan kenyataan yang kadang bertolak belakang. Ada dunia kerja dalam realita yang hampir semuanya tidak cocok dengan idealisme waktu sekolah. Ada sarjana teknik yang diterima menjadi seorang akuntan. Tak yang salah ? sekiranya tidak berharap, dia berarti hidup di dunia ide dan akan mempertahankan idealismenya yang kaku. Bukan teknik atau akuntannya yang dipandang, tetapi bentuknya sebuah pola pikir seorang sarjana yang diperlukan. Sebuah kesadaran seorang yang sudah diwisuda itu yang perlu.

Ke manapun langkah sesudah sekolah selesai,bukanlah tolok ukur untuk suatu keberhasilan pendidikan. Tempat apa yang kita anggap menganggur selama ini bukan sebagai menganggur, tetapi sebagai sebuah kesempatan yang diberikan oleh yang maha kuasa untuk berintropeksi diri kepada langkah-langkah yang sudah kita ambil, niscaya kita akan kembali bisa membangun sebuah semangat untuk lebih membuka diri kepada kans yang sudah diberi-nya. Kemudian langkah kita selanjutnya merupakan langkah yang penuh dengan pelayanan, bukan langkah keinginan untuk menghasilkan mesin uang dan kekuasaan, juga ketenaran.

Kita akan terus belajar. Tidak berprofesi, dalam mencari profesi, dalam membisu sekalipun kita sedang belajar. Sebuah fakultas yang lebih penting sudah menunggu kita seluruh. Tak perlu daerah duduk pendidikan formal. Itu pendidikan formal kadang hanya menyunguhkan teori-teori yang sudah basi dan juga pembonsaian dari jiwa yang mesti berkembang. Kita hanya hidup sebetulnya sedang belajar, sedangkan mereka yang mati sudah lulus dan melanjutkan pelajarannya. Fakultas kehidupan yakni daerah duduk pendidikan yang tidak menyediakan akta dan gelar. Universitasnya ialah alam raya. Pesertanya yakni mereka para pemberani yang tidak membutuhkan gelar dan pengakuan dalam hidupnya. Mungkin, fakultas kehidupan adalah sebuah jawaban bagi para pemberani sesudah mereka menuntaskan pendidikan formalnya, karena mata kuliahnya hanya satu, adalah menjadi pelayan!

Perjalanan baru saja akan diawali, permainan langsung akan digelar. Sesudah mendekam sekian lama dalam dunia idealisme teori yang selalu terlihat total, sekarang kita benar-benar akan masuk dalam ‘kawah candradimuka.’ Seorang benar-benar akan digodok, dimasak dalam kawah kehidupan ini. Mereka yang selalu hidup dalam idealisme, tidak ingin berubah dan kaku, tentu akan tergilas karena kehidupan itu sendiri yang selalu berkembang dan berubah. Hidup merupakan perkembangan dan perubahan, sementara mati merupakan membisu dan tetap!

Perjalanan sesudah sekolah ini yakni seperti sebuah kelahiran. Tidak masa sekolah, masa pendidikan, kita sedang dalam kandungan. Sesudah banyak yang kita tahu seputar segala tipe rahasiia alam di lingkungan, melainkan semacam itu kita lahir di dunia kita tetap saja akan menangis karena memang apa yang kita lihat dan natural dituntut untuk menyesuaikan diri pantas dengan zaman dan alam, juga mengkitu sistem kerja perkembangan itu sendiri.
Sesudah lahir, kita tentu saja tidak segera bisa apa-apa. Kita belajar dari orang tua dan orang sekeliling kita. Belajar berjalan, belajar membaca, belajar ngomong, dan sekian banyak hal yang patut kita pelajari. Sesudah sekolah, tentu saja kita akan mengais, alangkah berbedanya dunia ini dengan apa yang kita pelajari melalu teori di kelas. Jadi, apa malah jalan yang kita tempuh sesudah sekolah, itu segala merupakan sistem kerja belajar. Banyak orang yang kemudian stop karena memang tidak diterima berprofesi di mana-mana. Mereka benar-benar mendeg karena putus cita-cita, Bangun! Sadarlah! Tak berprofesi bukan berati akhir segalanya. malahan bukan merupakan tanda segala keberhasilan. Kita masih berjalan, kita masih belajar, kita masih bayi yang baru mulai belajar berjalan.

Kita sedang tumbuh untuk menjadi manusia. Benar, kita sedang menuju kepada kemanusiaan diri. Selama ini kita be;um menjadi manusia, karenanya dari itu sistem kerja belajar terus berkesinambungan. Manusia, adalh ‘diri’ yang menyadari bahwa dia akan saling melayani. Dan untuk menjadi manusia ini, tidak seharusnya ditempuh menjadi seorang karyawan, tidak harus ditempuh menjadi seorang pengusaha, tidak mesti ditempuh menjadi seorang manajer atau direktur. Caranya mungkin hanya satu, berani bergabung ke dalam fakultas kehidupan yang tidak menjanjikan kekayaaan, ketenaran dan pengakuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar